Kemendikbud Umumkan soal Belajar Tatap Muka di Sekolah Zona Kuning
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan bersama beberapa menteri yang lain, hari ini rencananya akan mengumumkan kelanjutan dari proses belajar mengajar untuk siswa sekolah dalam kondisi seperti ini.
Terutama untuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berharap proses belajar mengajar tidak hanya berlaku untuk wilayah zona hijau dan wilayah yang tidak terpapar virus corona yang bisa melaksanakan belajar tatap muka.
Nadiem Makarim berencana wilayah zona dengan risiko rendah atau zona kuning bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan melakukan pembatasan, sedangkan untuk wilayah dengan risiko sedang atau zona ranye, dan risiko terpapar dengan kasus tinggi atau zona merah tidak akan melaksanakan kegiatan belajar tatap muka di sekolah.
Hal ini, merupakan kebijakan pemerintah yang mendapatkan saran dari banyak pihak terkait negatif dan positif untuk sekolah untuk bisa melaksanakan belajar tatap muka di sekolah. Pelaksanaan kebijakan ini rencananya akan disampaikan dengan penyesuaian kebijakan belajar mengajar pada masa pandemi, dengan dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muadjir Effendy, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.
Jika tidak ada masalah, kebijakan pembelajaran di masa-masa pandemi Covid-19 akan disampaikan pada Jumat 7 Agustus 2020 hari ini. Pengumuman kebijakan tersebut rencananya akan disampaikan melalui kanal Youtube Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Doni Monardo mengatakan tidak akan lama lagi pemerintah untuk memberikan kebijakan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di wilayah zona hijau, zona kuning dengan risiko paparan rendah.
Selain hal itu, harapan pemerintahan terhadap orang tua siswa bisa memastikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah dengan memerhatikan protokol ketat kesehatan dari rumah menuju ke sekolah begitu pula sebaliknya, anak tidak diperkenankan menggunakan transportasi umum, karena kemungkinan potensi dan risiko penyebaran virus akan meningkat.
0 Comments